Gigi Berlubang: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Faktor Risiko Gigi Berlubang
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gigi berlubang, antara lain:
- Tidak menggunakan pasta gigi berfluoride: Fluoride membantu melindungi gigi dari kerusakan.
- Konsumsi berlebihan makanan atau minuman manis: Es krim, gula, madu, buah kering, dan permen keras bisa memicu gigi berlubang.
- Sering ngemil atau minum minuman manis.
- Mulut kering: Kurangnya produksi air liur meningkatkan risiko plak menempel di gigi.
- Gangguan makan atau penyakit refluks asam lambung.
- Usia lanjut.
- Penggunaan obat-obatan yang mengandung gula.
- Kebersihan mulut yang buruk.
- Gigi belakang lebih rentan berlubang karena lebih sulit dibersihkan.
- Tambalan gigi atau perangkat gigi yang aus.
- Riwayat kesehatan tertentu, seperti sindrom Sjogren.
Gejala Gigi Berlubang
Gejala gigi berlubang bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pada tahap awal, gigi berlubang mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, saat lubang membesar, gejala-gejala berikut dapat muncul:
- Sakit gigi: Terutama saat mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, atau manis.
- Sensitivitas gigi: Terhadap suhu panas atau dingin.
- Lubang yang terlihat pada gigi.
- Noda pada permukaan gigi: Biasanya coklat, hitam, atau putih.
- Nyeri saat menggigit.
Kapan Harus ke Dokter?
Karena gigi berlubang bisa muncul tanpa gejala yang disadari, penting untuk rutin memeriksakan gigi ke dokter. Jika mengalami sakit gigi atau gejala lain yang tidak biasa, segera temui dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda bisa memulai dengan konsultasi online melalui platform kesehatan seperti Teman Dental
Dengan memahami penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan gigi berlubang, kita bisa lebih menjaga kesehatan gigi dan mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.

